Pengunjung Website
Hari Ini: 52,123
Minggu Ini: 210,439
Bulan Ini: 1,712,103
|
Jumlah Pengunjung: 10,576,493

Danlanud Pattimura Hadiri Nobar Pagelaran Wayang Kulit Dalam Rangka HUT ke-78 TNI di Makorem Ambon.

[caption id="attachment_351156" align="alignnone" width="300"]Danlanud Pattimura Hadiri Nobar Pagelaran Wayang Kulit Dalam Rangka HUT ke-78 TNI di Makorem Ambon. Danlanud Pattimura Hadiri Nobar Pagelaran Wayang Kulit[/caption] AMBON, TNI AU. Komandan Lanud Pattimura Kolonel Pnb Tio Hutapea, S.Sos., M.A.P., bersama-sama para Pajebat Lanud Pattimur serta prajuritnya TNI AD, AL, dan AU, menyaksikan langsung pagelaran wayang kulit dengan Lakon Bimo Krido secara virtual, di Aula Slamet Riyadi Makorem 151/Binaiya,Kota Ambon. Yang digelar terpusat di Plaza Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Jum’at (6/10/2023). Pergelaran wayang kulit dipilih dengan tujuan agar lebih memahami, menghayati, dan mengamalkan semangat serta nilai-nilai yang terkandung dalam pagelaran wayang yang diwakili oleh masing-masing sosok atau tokoh. Pagelaran Wayang kulit dengan Lakon " Bimo Krido ini dalam rangka memeriahkan HUT ke-78 TNI", juga sebagai salah satu upaya TNI dalam pelestarian budaya nusantara. Lakon Bimo Krido mengisahkan tentang tokoh salah satu Pandawa Lima yakni, Bima atau Bimo atau yang dikenal dengan Werkudara. Dia mengamuk di negeri Astinapura. Dalam lakon ini, Bima tidak sendirian, tetapi mengamuk bersama saudaranya yang telah berubah menjadi raksasa. Dia adalah Kresna. Karenanya, secara tegas mereka menolak perdamaian dengan Kurawa untuk perebutan Negri Astina Pura. [caption id="attachment_351157" align="alignnone" width="300"]Danlanud Pattimura Hadiri Nobar Pagelaran Wayang Kulit Dalam Rangka HUT ke-78 TNI di Makorem Ambon. Danlanud Pattimura Hadiri Nobar Pagelaran Wayang Kulit[/caption] Penolakan itu membuat dua kesatria ini mengamuk, bahkan Kresna berubah menjadi raksasa, Bima dan Kresna tak mampu melawan Batara Guru yang sebenarnya adalah seorang jelmaan Betari Durga. Karena kewalahan, Bima dan Kresna akhirnya meminta bantuan Semar yang sudah menjelma menjadi seorang Begawan Dewa Kasimpar. Peperangan besar inilah yang kemudian dikenal dengan sebutan Perang Baratayudha. Pesan moralnya antara lain bahwa, kemerdekaan dan kedaulatan itu bukan hasil perdamaian melainkan hasil dari perjuangan. “Pagelaran tersebut memiliki makna dan filosofi yang adiluhung guna meningkatkan semangat perjuangan, cinta tanah air bagi seluruh prajurit serta sebagai sarana penyegaran lewat pesan-pesan yang disampaikan para tokoh wayang, ”. Danlanud Pattimura Hadiri Nobar Pagelaran Wayang Kulit Dalam Rangka HUT ke-78 TNI di Makorem Ambon. “Semoga pesan kebaikan yang digelorakan melalui pagelaran spektakuler ini, dapat dimaknai oleh para prajurit dan diterapkan dalam pelaksanaan tugas di tengah masyarakat, sehingga perwujudan TNI di hati Rakyat dapat benar-benar nyata dalam kehidupan,” pungkasya Pagelaran wayang kulit di tampilkan virtual secara serentak di 78 titik sabang sampai merauke dan di saksikan Prajurit Tri Matra di seluruh Indonesia dan Komponen masyarakat. Beberapa pejabat yang turut menyaksikan diantaranya, Pangdam XVI/Pattimura Mayjen TNI Syafrial, P.S.C., M.Tr (Han), Danlantamal IX Ambon Brigjen TNI Said Latuconsina, Danlanud Pattimura Kolonel Pnb Tio Hutapea, S. Sos., M.A.P., Pj. Walikota Ambon Bodewin Wattimena, Sekda Maluku Sadali Ie, M.Si, Kabinda Maluku Brigjen TNI Anton Irianto Popang, Kasdam XVI/Pattimura Brigjen TNI Agung Pambudi, Irdam XVI/Pattimura Brigjen TNI Dadang Rukhiyana, Kapolsahli Pangdam XVI/Pattimura Brigjen TNI Syaepul M. Ginanjar, Danrem 151/Binaiya Brigjen TNI Aminton Manurung, Wakapolda Maluku Brigjen Pol Stephen M Naipun dan Forkopimda serta undangan terkait laninya. [caption id="attachment_351159" align="alignnone" width="300"]Danlanud Pattimura Hadiri Nobar Pagelaran Wayang Kulit Dalam Rangka HUT ke-78 TNI di Makorem Ambon. Danlanud Pattimura Hadiri Nobar Pagelaran Wayang Kulit Dalam Rangka HUT ke-78 TNI di Makorem Ambon.[/caption]