Pengunjung Website
Hari Ini: 4,255
Minggu Ini: 107,533
Bulan Ini: 107,533
|
Jumlah Pengunjung: 14,966,060

LANUD ATANG SENDJAJA

Marsma TNI Suliono, S.Sos.

Komandan Lanud Atang Sendjaya

Marsma TNI Suliono, S.Sos. Lahir di Lumajang, pada tanggal 30-12-1970, diterima menjadi Calon Prajurit Taruna, dan dilantik sebagai Letnan Dua pada tahun 1992. Mengikuti pendidikan Sekbang sebagai penerbang pada tahun 1995. Sekkau pada tahun 2001. Sekolah Instruktur Penerbang (SIP) TNI AU pada tahun 2005. Kemudian Seskoau tahun 2007. Sesko TNI pada Tahun 2015. Pada tanggal 22 Februari 2022 dilantik menjadi Komandan Lanud Atang Sendjaya sampai sekarang.

Visi

Menjadi kekuatan udara yang siap mewujudkan keunggulan di udara guna melindungi tanah air dan perekatan keutuhan bangsa dalam suasana manunggal dengan kompenen bangsa lainnya.

Misi

  1. Pembinaan latihan dan operasi satuan jajaran.
  2. Pembinaan kesiapan dan kemampuan operasional suatu jajaran.
  3. Pembinaan kualifikasi awak pesawat.
  4. Ikut ambil bagian dalam setiap kegiatan bakti kemanusiaan.
  5. Pembinaan potensi sumber daya menjadi kekuatan udara
  6. Pembinaan doktrin serta piranti dan manajemen organisasi.

Sejarah

Sejarah perkembangan Koopsau sebagai komando utama operasional TNI, tidak lepas dari sejarah pertumbuhan dan perkembangan TNI Angkatan Udara khususnya serta TNI pada umumnya.

Diawali dari terbentuknya Tentara Keamanan Rakyat (TKR) pada tanggal 5 oktober 1945, maka dibentuk pula TKR bagian penerbangan yang bertugas membina pangkalan–pangkalan udara dan mengoperasikan pesawat dan fasilitasnya dari angkatan udara belanda. Setelah pemulihan kedaulatan Negara Republik Indonesia  tahun 1950, dilaksanakan penyempurnaan organisasi dan manajemen TNI Angkatan Udara, dimana didalamnua termasuk juga penyerahan fasilitas dan pesawat-pesawat belanda kepada TNI Angkatan Udara, diantaranya adalah pesawat C-47, Dacota, B-25 Mitchel, P-51 Mustang dan PBY-54 Catalina.

Sehubungan dengan adanya pesawat-pesawat tersebut, maka berdasarkan Skep Kasau Nomor : 28/IV/51 tanggal 23 April 1951 dibentuklah skadron-skadron udara dengan nama group operasional.

Untuk lebih mengaktifkan dan mengfungsikan keberadaan skadron-skadron udara tersebut, maka berdasarkan Skep Kasau Nomor : 57/23/PENG/KS/52 tanggal 9 Juni 1951 group operasional  berubah menjadi Komando Operasi Angkata Udara (Koopsau). Kasau menetapkan Komodor Udara Roeslan sebagai Komandan Koopsau yang pertama. Motto Koopsau yang digunakan adalah Abhi Bhuti Antarikshe yang diartikan keunggulan di udara menjadi tujuan utama. Berdasarkan fakta itulah maka tanggal 15 Juni ditetapkan sebagai Hari Ulang Tahun Koopsau.

Mengingat perkembangan organisasi TNI AU yang begitu dinamis, maka sejak berdirinya, nama Koopsau juga mengalami beberapa kali perubahan. Dari awalnya Koopsau, berubah menjadi Komando Group Operasi (KGK), kemudian berubah menjadi Komando Operasi (Koops), kemudian berubah menjadi Komando Paduan Tempur Udara (Kopatdara) dan sejak tahun 1985 kembali dengan nama Koopsau.

Sementara yang menyangkut hari ulang tahun, juga mengalami dua kali perubahan. Setelah tanggal 15 juni ditetapkan sebagai hari ulang tahun, pada perkembangan selanjutnya, timbul pemikiran bahwa sejarah keberadaan Koopsau, tidak lepas dari tugas nasional operasi udara pertama yang telah dilakukan TNI Angkatan Udara, yaitu pengeboman terhadap kedudukan tentara belanda di Semarang, Salatiga dan Ambarawa pada tanggal 29 Juli 1947. Maka selanjutnya keluarlah ketetapan Menteri Pertahanan Republik Indonesia. Nomor : SKP/380/V/1976 yang menyebutkan bahwa ulang tahun Koopsau diperingati tiap tanggal 29 Juli.

Akan tetapi perkembangan berikut menyatakan, karena tanggal 29 juli telah ditetapkan sebagai Hari Bakti TNI Angkatan Udara. Maka pimpinan TNI Angkatan Udara kembali mengeluarkan kebijaksanaan melalui Skep Nomor : SKEP/24/XII/1993, yang menetapkan hari ulang tahun Koopsau diperingati setiap tanggal 15 Juni.

Dalam kancah perjuangan bangsa Indonesia, Koopsau menunjukan andil yang tidak sedikit, baik dalam konteks pelaksanaan tugas penegakan kedaulatan negara maupun operasi bakti lainnya, tercatat dalam tinta emas diantaranya adalah, Operasi Penumpasan Pemberontakan DI/TII di Jawa Barat, PRRI/Permesta, Gerakan Andi Aziz di Sulawesi Selatan, Operasi Trikora, Operasi Dwikora, Operasi Seroja di Timor-Timur, Operasi GPK Timika Papua, Operasi Rencong, Operasi Trisula, Operasi Wisnu untuk menanggulangi Gerombolan PGRS/Paraku di Kalimantan Barat serta masih banyak lagi operasi lainnya.

Sedangkan dalam Operasi Bakti, keterlibatan Koopsau antara lain pada Operasi Maritim, Opersi Pemilu, Operasi Pelita Udara, Operasi Wamena dan Mapenduma, Operasi Wibawa Papera, Operasi Jembatan Udara, Operasi Pelikan, Operasi Penanggulangan Kelaparan Akibat Bencana Alam, baik di dalam maupun luar negeri, Penanggulangan Bencana Alam Gempa Bumi di Alor, Nabire, Nangroe Aceh Darrusalam dan Sumatera Utara serta Pulau Nias dan Simeulue, Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah serta pengangkutan pasukan dan logistik lainnya.

Dalam setiap kegiatan operasi dan latihan, baik yang dilaksanakan TNI Angkatan Udara maupun TNI, Koopsau selalu tampil prima sesuai dengan fungsi dan tugasnya, yaitu menyelenggarakan pembinaan kemampuan kesiapsiagaan operasional satuan-satuan yang ada jajarannya dalam upaya menegakkan kedaulatan wilayah udara, mendukung penegakan kedaulatan di darat dan di laut serta menyelenggarakan angkutan udara.

Saat ini Koopsau tergelar dalam dua wilayah, yaitu Koopsau I bermarkas di Jakarta, mempunyai tanggung jawab di wilayah barat Indonesia. Koopsau saat ini menbawahi 20 Pangkalan Udara. Sementara Koopsau II bemarkas di Makassar, Sulawesi Selatan mempunyai tanggung jawab di wilayah Indonesia Tengah dan Indonesia Timur. Koopsau II saat ini membawahi 20 pangkalan udara, dalam melaksanakan tugas-tugasnya, Koopsau juga didukung dengan enambelas Skadron Udara yang terdiri dari Pesawat-Pesawat Tempur, Angkut dan Helikopter, serta delapan Skadron Teknik.

Semua pengabdian prajurit Koopsau merupakan perwujudan dari semangat dan tekad TNI Angkatan Udara, untuk menjadi Bhayangkari negara dan bangsa yang siap menjaga serta menegakkan kedaulatan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Semua itu dilaksanakan oleh para prajurit Koopsau tanpa pamrih dan tidak mengenal menyerah.

Untuk meningkatkan kemampuannya, koopsau terus melakukan pembinaan dan modernisasi alutsistanya. Penambahan alutsista modern terus dilakukan, seperti datangnya pesawat Sukhoi SU-27/30 MK. Sementara untuk meningkatkan profesionalisme para prajuritnya, Koopsau terus melaksanakan berbagai latihan yang dilaksanakan secara berjenjang, mulai dari latihan perorangan latihan satuan, antar satuan hingga latihan puncak, baik latihan Jalak Sakti di Koopsau I dan latihan Sikatan Daya di Koopsau II.

pataka-koopsau-iiArti dan Makna

Penggunaan Pataka dan Badge Komando Operasi TNI AU II ditetapkan berdasarkan Keputusan Kepala Staf TNI Angkatan Udara Nomor : Kep/82/XII/1985, tanggal 23 Desember 1985.

Arti gambar Swa Bhuwana Paksa

  1. Arti gambar Swa Bhuwana Paksa, yang tertera pada Pataka, sesuai dengan isi Keppres Nomor: 237 Tahun 1952, tanggal 4 Oktober 1952, mengandung makna “Sayap Tanah Air”.

Gambar Pataka

  1. Gambar Swa Bhuwana Paksa dan 4 Garuda yang memenuhi keempat sudut Pataka melambangkan keperkasaan menguasai matra udara serta kesiapsiagaan dalam melaksanakan tugas-tugas mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
  2. Gambar Perisai dengan kepala Cakra ditengah kobaran api melambangkan senjata pamungkas yang ampuh. Kepala Cakra bermata 7 buah melambangkan jiwa Sapta Marga yang merupakan landasan bertindak setiap prajurit dalam jajaran Koopsau II.

Arti Warna

  1. Kuning emas berarti keluruhan, keagungan dan kewibawaan yang melambangkan sikap setiap prajurit dalam melaksanakan tugasnya.
  2. Hitam berarti ketepatan hati dari sifat seorang Ksatria, melambangkan kebulatan tekad dan kerelaan berkorban dalam melaksanakan tugas.
  3. Merah berarti berani dan berilmu, melambangkan profesionalisme dalam melaksanakan tugas, khususnya di bidang matra udara.
  4. Putih berarti suci, tulus dan ikhlas yang melambangkan keikhlasan prajurit Koopsau II untuk rela berkorban dalam memberikan darma bhaktinya kepada Negara dan bangsa.

Makna Seloka “Abhibhuti Antarikshe“

  1. Abhibhuti : Keunggulan.
  2. Antarikshe : Angkasa, Udara.
  3. “Abhibhuti Antarikshe“ mengandung makna bahwa Koopsau II dengan penguasaan matra uadara mempunyai tekad dan tujuan “Di Udara Kita Unggul” (Air Superiority).

Mahkota berwujud burung Garuda berwarna kuning emas

  1. Dengan sayap berkembang dan dibawahnya terletak bola dunia dengan peta wilayah NKRI, melambangkan media bergerak/bertindak sebagai pengamanan yang tangguh di dirgantara.

Makna Pataka secara keseluruhan

  1. Adalah dengan dilandasi oleh jiwa Sapta Marga, Koopsau II selalu unggul di udara dan berani serta rela berkorban mempertahankan kedaulatan NKRI.

PANGKALAN TNI AU ATANG SENDJAJA

Pangkalan TNI AU Atang Sendjaja , merupakan salah satu pangkalan Udara yang berada di dalam jajaran pembinaan Komando Opersi TNI AU I (Koopsau I) Jakarta. Seperti yang telah diungkapkan sebelumnya, pangkalan kebanggan masyarakat Bogor itu terletak di Desa Semplak (kini Desa Atang Sendjaja), Kecamatan Kemang, Bogor Barat. Menuju pangkalan yang satu ini dapat ditempuh melalui jalur Jalan Raya Parung, Kemang – Semplak. Kalau dari arah Kota Bogor dapat ditempuh melalui jalur Stasiun Bogor – Terminal Merdeka – Cilendek – perempatan Yasmin yang menuju ke arah Parung.

Memasuki wilayah pangkalan Udara ini kita akan dapat menyaksikan sebuah tugu Helikopter, yang menandakan disitulah ‘Home Base’ Helikopter TNI AU berada. Lokasinya rimbun dan asri, tampak bersahabat dan terbuka, sehingga masyarakat dapat sepintas melihat aktivitas yang tengah dilaksanakan. Tidak “angker” layaknya Komplek Militer zaman dulu. Pada masa penjajahan dulu, pangkalan ini ditakuti masyarakat. Disamping penjagaan ketat, masyarakat yang melintas ditabukan menoleh sedikit saja melihatnya, mungkin disebabkan karena pangkalan ini tadinya berfungsi sebagai ‘tempat nongkrongnya’ pesawat pengintai darat ke-enam dari Luchtvaart Militaire Nederland.

Berdasarkan Lampiran “B” Surat Kasetumau, nomor : B/477-08/17/02 Setumau, 21 Desember 1993, tentang Daftar Pangkalan TNI AU yang pernah mengalami perubahan nama, disebutkan bahwa nama Pangkalan Udara Semplak diganti menjadi Pangkalan Udara Atang Sendjaja, berdasarkan Keputusan Menteri/ Panglima Angkatan Udara, no. 75 tahun 1966, tanggal 23 Juli 1966.
Awalnya PAU Atang Sendjajas berklasifikasi Lanu II, tetapi sesuai Keputusan Kepala Staf TNI AU, No. : Kep/43/VII/1982, tentang Peningkatan Klasifikasi Lanu Atang Sendjaja, memutuskan klasifikasi Lanu II untuk Atang Sendjaya ditingkatkan menjadi Pangkalan Udara Utama (Lanuma).

Sesuai reorganisasi TNI AU status Lanuma untuk Atang Sendjaja berganti nama lagi menjadi Lanud Atang Sendjaja yang kita kenal sekarang ini, dengan klasifikasi sebagai Lanud type B. Adapun sesuai dengan kelasnya sebagai Lanud type B, maka jabatan Komandan dipegang oleh perwira TNI AU berpangkat Kolonel. Pada saat ini pejabat Komandan Lanud Atang sendjaja dijabat oleh Kolonel Perbang T. Djohan Basyar, S.IP.

Lanud Atang Sendjaja, berdasarkan Pokok-Pokok Organisasi dan Prosedur (POP) Pangkalan TNI AU Type B (Lanud Type B), merupakan satuan pelaksana Koopsau I yang berkedudukan langsung dibawah Pangkoopsau I. Lanud Atang Sendjaja seperti halnya lanud-lanud type B lainnya mempunyai tugas sebagai berikut :

1. Menyiapkan dan melaksanakan pembinaan dan pengoperasian seluruh satuan dalam jajarannya.
2. Pembinaan potensi dirgantara, serta menyelenggarakan dukungan opersi bagi satuan lainnya.
3. Lanud Atang Sendjaja berfungsi untuk menyelenggarakan pembinaan dan penyiapan satuan-satuan dalam jajarannya.
4. Mengumpulkan dan merekam data-data guna penyempurnaan taktik/teknik operasi dan latihan.
5. Melaksanakan pembekalan dan pengadaan materiil bagi satuan-satuan jajarannya.
6. Menyelenggarakan pemeliharaan Alat Utama Sistem Senjata (Alutsista) sampai dengan tingkat sedang.
7. Menyelenggarakan pemeliharaan sarana dan prasarana serta pasilitas pendukung yang menjadi tanggung jawabnya.
8. Mengadakan koordinasi dengan badan-badan dan instansi-instansi terkait di dalam dan di luar Lanud.
9. Mengajukan saran dan pertimbangan kepada Pangkoopsau I mengenai hal-hal yang berhubungan dengan bidang tugasnya.

Organisasi Lanud Atang Sendjaja disusun dalam 2 tingkat, yaitu; Tingkat Markas Pangkalan dan Tingkat Pelaksana. Adapun Tingkat Markas Pangkalan sebagai berikut :

LANUD ATANG SENDJAJA

1. Eselon Pimpinan : Komandan Lanud Atang Sendjaja.

2. Eselon Pembantu Pimpinan/Staf :
a. Ruang Operasi (Ruops)
b. Program dan Anggaran (Progar)
c.  Pemegang Kas (Pekas)
d. Pengadaan (Ada)
e. Penerangan dan Perpustakaan (Pentak
f.  Hukum (Kum)
g. Pengamanan (Pam)

3. Eselon Pelayanan :
a. Sentral Komunikasi (Senkom)
b. Sekretariat (Set)

4. Eselon Pembantu Pimpinan/ Staf Pelaksana :
a. Dinas Operasi (Disops)
b. Dinas Personel (Dispers)
c. Dinas Logistik (Dislog)

5. Eselon Pelaksana :
a. Wing 4 Lanud Atang Sendjaja
b. Skadron Udara 6 (Skadud 6)
c. Skadron Udara 8 (Skadud 8)
d. Skadron Tehnik 024 (Skatek 024)
e. Rumah Sakit tingkat IV (Rumkit) Lanud Atang Sendjaja
f. Satuan POMAU